Friday 13 November 2015

Beralih Status



Assalamualaikum gaes. Please baca judulnya jangan terlalu serius. Ini hanya beralih status dari siswa ke MAHAsiswa kok, bukan beralih status dari lajang menjadi jones *eh* berpacaran maksudnya *kode keras*. kriik kriik udah malem woe gak bagus bahas pacar-pacaran. Hadehh -_- lupakan dulu topik pacar-pacaran bro. Kita flashback sejenak hehehhe. Semua pasti setuju kalo masa-masa SMA/SMK adalah masa yang paling indah. Puncak keindahannya itu yaitu kelas 12 karena perasaan sedih dan bangga itu tercampur jadi satu. Perasaan sedih itu mungkin saya akan merasa kangen sama bangku nomor 3 dari depan karena tempatnya yang strategis. Bukan hanya itu, setelah kita lulus pasti jarang banget ngumpul bareng, ngumpul paling juga pada saat cap 3 jari. Disisi lain lulus juga membawa kebahagian tersendiri. Apa lagi pada saat corat-coret dimana baju kebanggaan kita di coret memakai cat pilok warna-warni serta kebanjiran tanda tangan layaknya maba yang sedang ospek berburu tanda tangan para kating.

Sebelum saya lulus dari Sekolah Kejuruan Negeri 2 Palembang, saya telah melewati yang namanya masa suram. Di mulai dari datangnya teman yang bernama jerawat.


Wajah sudah pas-pasan *menurutku*, ditambah jerawat dikanan dan kiri. Dengan semua hal ini lengkaplah sudah penderitaanku. Mungkin bagi remaja sekarang jerawat ini tidak begitu bermasalah, karena banyak dokter kulit yang tersedia, tapi bagiku, jerawat ini tetap termasuk sebuah masalah yang bisa disebut musibah. Puncak masa suram saya yaitu pada saat UK. Dimana kami (Irvan Wijaya, M. Hadi Kurniawan, M. Sulistio, M. Reza Andika, M. Wahyu Ramadhan, M. Tri Maulana, Muhammad Ali Akbar, Muhammad Faiz Yahya *saya*, Redo Mariyadi, Rianto, Sari Nuraini Aisyah, Sutra Rasid, Wahyudin Pratama, Yusrizal) ditugaskan untuk membuat prototype garasi terbuka dan tertutup secara otomatis menggunakan sensor LDR. Untuk mempersiapkan UK, saya yang masuk di kelompok B mulai mempersiapkan bahan-bahan seminggu sebelum UK dimulai.


Kami membuat prototype tersebut di rumah Sari di Plaju. Dimulai dari hari pertama yang memaksakan pulang larut malam. Lalu ke esokan harinya kami tidur jam 3 dan bangun jam 5 kemudian kembali ke rumah masing-masing dengan selamat selama seminggu. Dulu sih belum ada yang namanya begal. Kalo dulu kata "BEGAL" sudah ngetrend mahap nian nak ngancep ke Sekip dari Plaju. Dideeee se dide didenyo. Satu minggu berturut-turut seperti itu tidak memadamkan kobaran api yang membara di dalam diriku *ceilah*. Sampai-sampai saya lupa mendaftar SNMPTN gara-gara sibuk menyelesaikan prototype. Karena prototype dari semua kelompok tidak ada yang sempurna. Jadi.. SIA-SIA SUDAH BRO SEMINGGU RELA BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN MENAHAN RASA NGANTUK BERAT *sorry capslock jebol*



Dan alhamdulillah rasa ngantuk itu terbayar lunas karena saya paling cepat menyelesaikannya dimulai dari menyusun komponen di PCB kemudian menyolder kaki komponen satu-persatu. Lalu menerapkan serta presentasi hasil rangkaian di PCB ke prototype yang telah disediakan panitia. Tentu hal ini menjadi kebahagiaan tersendiri untuk saya. Setidaknya saya bisa membuktikan kepada guru bahwa saya bisa. Apapun yang terjadi di kelas 12 saya merasa puas karena melewati masa putih abu-abu yang seru dan penuh pengalaman yang tak terlupakan. Yang jelas saya kangen aroma harum masuk kelas Seni, kangen masuk kelas Bahasa Indonesia yang gurunya super monster, kangen tatapan tajam Pak Rusdi, kangen trajangan Pak Mantap, kangen gengkidama Pak Asrowi, kangen pelajaran Bu Lili dan Pak Widi yang super duper ngantuk. ngisengin cewek-cewek yang lagi lewat,
keseruan main GTA di lab komputer, keseruan main dingdong di secret, main ps, dan nongkrong di secret. Masa lalu hanyalah masa lalu. Lebih baik nikmatin saja yang sekarang.

Setelah menerima pengumuman bahwa saya lulus timbullah rasa bingung untuk memilih tempat kuliah dan jurusan atau kerja. Saya, Wahyudin, dan Yusrizal selama menunggu hari yang ditentukan untuk ujian masuk ke universitas negeri, kami mengikuti jobfair yang diadakan di SMK Sumsel. Niat dari rumah ingin mencari kerja dengan bermodalkan surat lamaran, cv, dan sertifikat prakrin. Tiba di lokasi kami bertiga hanya bisa "melongok" melihat semua orang membawa berkas lamaran yang setebal kamus. Karena rasa down mulai menggrogoti jiwa raga, kami pindah haluan dari tempat dimana jobfair berlangsung pindah ke lapangan futsal dimana anak-anak yang lagi jam pelajaran penjas akan bermain futsal di lapangan SMK Sumsel.

Jobfair kedua yang saya ikutin diadakan di halaman Palcomtech. Saya, Agung, Aldi, Andi, Dika, Sari, Sulis, Wahyudin,dan Yus. Kami tiba dilokasi sudah terlalu siang, beberapa stand sedang bersiap-siap untuk bubar. Ada satu stand yang kami lamar, pengumuman penerimaan melalui telepon. Kebetulan kami yang melamar lulus semua. Tetapi saya tidak ikut tes tertulis karena saya disarankan keponakan agar kerja ini ditolak saja karena gaji yang didapat tidak menentu. Akhirnya Agung, Aldi, Wahyudin diterima di perusahaan itu, tapi tidak sampai seminggu mereka Walk Out dari perusahaan karena... *au ahh*. emangnya mudah nyari nasabah? mampos lu wkwkwk

Galau karena jobfair akhirnya saya mendaftar ujian masuk Politeknik Negeri Sriwijaya. Sudah ikut tes negeri tapi belum jodoh. Akhirnya saya terdampar di swasta yang sekarang menjadi tempat saya menimba ilmu. Sebenarnya saya tidak minat di jurusan ini karena jurusan ini membahas matematika. Menurut saya matematika adalah salah satu musuh besar bagi spesies seperti saya. Jika kalian lemah di matematika mungkin saja kita satu spesies. 4 minggu saya berhadapan sama matematika ternyata jurusan ini mempelajari tentang bahasa pemrograman yang belum saya mengerti seperti integer, array, kalkulus, dan sebagainya. Titik, koma, kurung kurawal, dan titik koma tidak boleh ketinggalan. Kalau ketinggalan pasti akan error, bukan hanya programnya saja yang error otak sayapun ikut-ikutan error dibuatnya. Semua anak di kelas saya yang alumni SMA sangat cepat menangkap penjelasan dari dosen. Dan yang anak SMK seperti saya bagaikan mendengar alien yang sedang berkomunikasi. *bib bib bibbb bibibib*. Untung alumni SMK di kelas tidak hanya saya. Ada teman saya alumni SMK dari Nias sama-sama somplaknya seperti saya. Pernah ditanya dosen seperti ini, "Kamu alumni mana?" saya jawab "SMK Negeri 2 Palembang bu". Kemudian ibu dosen membalas jawaban dari saya "Lohh kok masuk sini?". *LEMPAR BAE BUK AKU DARI LANTAI 4 -_-*

Karena saya telah memilih jurusan ini. Tentu saya harus bertanggung jawab karena ini menentukan masa depan. Sekarang saya punya tanggung jawab besar karena saya telah beralih status menjadi MAHAsiswa. MAHA didepan kata siswa itu artinya sudah di tingkatan tertinggi didalam dunia pendidikan.

Hanya foto ini yang masih tersisa. sebenarnya saya banyak koleksi foto wajah "sengak" siswa/i mekatronika. Dikarenakan laptop saya ketumpahan susu sehingga mengakibatkan kerusakkan pada mainbot. Oke, terima kasih telah menghabiskan waktu di gubuk sederhana saya dan membaca kesengsaraan dan kebahagiaan saya. Semoga minggu depan saya masih bisa dapet keresahan selama jadi mahasiswa.

Romeltea Media
Muhammad Faiz Yahya Updated at:
Get Free Updates:
*Please click on the confirmation link sent in your Spam folder of Email*

Be the first to reply!

Post a Comment

 
back to top